Malala merasa sedih atas pengambilalihan Taliban atas Afghanistan

Malala merasa sedih atas pengambilalihan Taliban atas Afghanistan

Malala merasa sedih atas pengambilalihan Taliban atas Afghanistan – Malala Yousafzai amat kaget serta takut mengenai perempuan dikala Taliban Menyerang Afghanistan. Kala Taliban meregang kewenangan di Afghanistan, juara Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai mengatakan keterkejutan serta kekhawatirannya atas keamanan wanita, minoritas, serta pemelihara hak asasi.

Malala merasa sedih atas pengambilalihan Taliban atas Afghanistan

Malala merasa sedih atas pengambilalihan Taliban atas Afghanistan

malala-yousafzai – Malala, yang jadi target serta nyaris dibunuh oleh Taliban sebab kampanyenya buat pembelajaran wanita di Pakistan, menekan daya garis besar serta regional buat melantamkan penghentian senjata lekas serta membagikan dorongan pada masyarakat awam.

Baca juga : Malala Yousafzai Tentang Pentingnya Pendidikan Anak Perempuan

” Kita amat kaget dikala Taliban mengutip ganti Afghanistan. Aku amat takut mengenai wanita, minoritas serta pemelihara hak asas orang. Daya garis besar, regional serta lokal wajib melantamkan penghentian senjata lekas, membagikan dorongan manusiawi yang menekan serta mencegah pengungsi serta masyarakat awam,” cuit Malala, yang saat ini bermukim di Inggris.

Di tengah melonjaknya amarah atas AS yang meninggalkan Afghanistan serta Pakistan yang mensupport golongan yang meresmikan tipe radikal mereka sendiri dari hukum Syariah Syariah, gerilyawan Taliban merambah Keikhlasan pada hari Minggu di akhir tabrakan serta kekerasan sepanjang berminggu- minggu di bermacam bagian negeri.

Sehabis mereka masuk ke bunda kota, Kepala negara Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negeri itu. Taliban dikabarkan saat ini sudah mengutip kontrol atas Kastel Kepresidenan.

Pengambilalihan Taliban: Malala Yousafzai takut mengenai wanita, minoritas, penggerak hak. Kala Taliban hendak menyuruh Afghanistan dengan pembatalan diri Kepala negara Afghanistan Ashraf Ghani, penggerak serta juara Nobel Malala Yousafzai melaporkan kesedihan atas kodrat wanita, minoritas serta pemelihara hak asas orang. Ia menekan daya regional serta lokal buat membagikan dorongan manusiawi yang menekan serta mencegah pengungsi serta masyarakat awam.

Lewat Twitter, ia mengatakan,“ Kita amat kaget dikala Taliban memahami Afghanistan. Aku amat takut mengenai wanita, minoritas serta pemelihara hak asas orang. Daya garis besar, regional serta lokal wajib melantamkan penghentian senjata lekas, membagikan dorongan manusiawi yang menekan serta mencegah pengungsi serta masyarakat awam.”

Panglima Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar mungkin hendak jadi kepala negara terkini Afghanistan. Sedangkan itu, para disiden, yang sudah menggapai Keikhlasan sudah berkomitmen kalau tidak terdapat nyawa, harta barang serta derajat yang hendak dibebani serta nyawa masyarakat tidak hendak rawan. Terbebas dari agunan itu, keresahan terjalin sebab banyak yang bergegas meninggalkan negeri itu lewat lapangan terbang Keikhlasan, arah terakhir ke luar negara sebab Taliban saat ini menggenggam tiap penyeberangan pinggiran.

Tadinya, Taliban sudah mencegah vaksinasi COVID- 19 di Paktia, Afghanistan timur. Busana itu mencegah vaksin di rumah sakit wilayah Paktia serta memasang pemberitahuan dalam perihal ini.

Dengan Taliban hendak mengutip ganti kewenangan di Afghanistan, juara Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai berkata ia takut hendak keamanan wanita, minoritas serta pemelihara hak asas orang.

Penggerak hak asas, yang ditembak di kepala oleh teroris Taliban di Pakistan buat kampanyenya buat pembelajaran anak wanita, menekan daya garis besar serta regional buat melantamkan penghentian senjata lekas serta membagikan dorongan pada masyarakat awam.

” Kita amat kaget dikala Taliban mengutip ganti Afghanistan. Aku amat takut mengenai wanita, minoritas serta pemelihara hak asas orang. Daya garis besar, regional serta lokal wajib melantamkan penghentian senjata lekas, membagikan dorongan manusiawi yang menekan serta mencegah pengungsi serta masyarakat awam,” tweeted Ms Yousafzai, saat ini berplatform di Inggris.

Taliban merambah Keikhlasan hari ini serta seseorang administratur berkata Kepala negara Ashraf Ghani sudah meninggalkan kota itu mengarah Tajikistan, mengakhiri desakan kilat para teroris buat meregang kewenangan. Seseorang administratur tua Departemen Dalam Negara Afghanistan berkata Ghani sudah berangkat ke Tajikistan.

Dimohon pendapat, kantor Kepala negara berkata” tidak dapat berkata apa- apa mengenai aksi Ashraf Ghani sebab alibi keamanan”.

Tidak terdapat informasi pertempuran serta ahli ucapan Taliban Zabihullah Mujahid berkata mereka lagi menunggu di pinggiran serta lagi dalam dialog dengan penguasa sokongan Barat buat penyerahan rukun.” Pejuang Taliban wajib bersiaga di seluruh pintu masuk Keikhlasan hingga memindahkan kewenangan yang rukun serta melegakan disetujui,” tuturnya.

Suatu pangkal yang mengenali permasalahan itu berkata mereka hendak mangulas peralihan kewenangan serta administratur AS pula hendak ikut serta.

Diketahui sepanjang rezim mereka tadinya sebab menjauhkan anak wanita dari sekolah serta ganjaran Islam garis keras semacam memotong, melempari serta gantung, Taliban kelihatannya berupaya buat menunjukkan wajah yang lebih modern. Ahli ucapan lain Suhail Shaheen berkata golongan itu hendak mencegah hak- hak wanita, dan independensi untuk pekerja alat serta duta.

Penggerak Malala Yousafzai, juara Hadiah Nobel Perdamaian sehabis jadi ikon peperangan wanita buat hak buat pembelajaran, melaporkan kesedihan mengenai pengambilalihan Afghanistan oleh golongan fundamentalis yang Taliban serta apa yang bisa dicoba buat hak- hak wanita serta minoritas. Malala, yang berawal dari Pakistan, sudah jadi target serbuan yang dicoba oleh golongan radikalis itu.

“ Kita amat kaget dikala Taliban memahami Afghanistan,” erang Malala di Twitter. “ Aku amat prihatin dengan wanita, minoritas serta pemelihara hak asas orang. Daya garis besar, regional serta lokal wajib menuntut penghentian senjata lekas, membagikan dorongan manusiawi yang menekan serta mencegah pengungsi serta masyarakat awam.”

Malala jadi ikon peperangan pembelajaran di Pakistan serta di semua bumi sehabis aman dari usaha pembantaian oleh badan Taliban pada umur 15 tahun. Serbuan itu terjalin sebab penggerak itu dalam blognya membela hak anak wanita atas pembelajaran di negaranya, yang berlawanan dengan skedul fundamentalis.

Pada umur 17, ia jadi perempuan Pakistan awal serta orang paling muda yang memenangkan apresiasi, yang ia sebarkan dengan penggerak India Kailash Satyarthi. Dikala ini, pada umur 24, Malala bermukim bersama keluarganya di Inggris sebab ia sedang menyambut bahaya pembantaian.

Taliban mengutip ganti Kabul, Golongan radikalis Taliban menggapai bunda kota Afghanistan, Keikhlasan, pada hari Minggu( 15), serta mulai merambah kota, tidak lama sehabis Kepala negara Ashraf Ghani meninggalkan negeri itu, bersama dengan para pembantunya. Negeri itu nyaris didominasi oleh disiden lewat perkembangan cepat sepanjang sepekan, sehabis keberangkatan gerombolan AS dari wilayah itu.

Share this: