Photo Jean-François Roberge bersama Malala Yousafzai Tuai kritik – Menteri Pendidikan Quebec, Jean- François Roberge, dikritik sebab unggah fotonya bersama Aktivis Malala Yousafzai.
Photo Jean-François Roberge bersama Malala Yousafzai Tuai kritik
malala-yousafzai – Juara Hadiah Nobel Perdamaian yang menggunakan kerudung itu sudah di pastikan tidak akan bisa mengajar di salah satu provinsi di kanada.
Baru- baru ini, Quebec mengesahkan suatu hukum kontroversial yang mencegah PNS, tercantum guru, menggunakan simbol- simbol keimanan di area kegiatan.
Baca juga : Aktivis Malala Yousafzai Resmi Menikah
Jean- François Roberge berkata dirinya serta Malala membahas permasalahan akses Pendidikan serta kemajuan global.
Malala merupakan wanita yang aman berakhir kepalanya ditembak agresif Taliban pada tahun 2012, kala berani berangkat ke sekolah. Semenjak itu, sosoknya diketahui khalayak bumi berkah usahanya mengupayakan Pendidikan untuk kanak- kanak wanita.
Pada bulan Juni, Quebec mengesahkan hukum sekularisme yang mencegah PNS- dalam posisi yang mempunyai” kewenangan”- mengenakan ikon keimanan semacam kippah( penutup kepala laki- laki Ibrani), turban ataupun jilbab di area kegiatan.
Hukum” Aliansi Avenir Quebec”( CAQ) itu melingkupi pekerjaan juri, badan polisi, guru serta beberapa kedudukan khalayak yang lain.
Hukum sekularisme itu menyebabkan keluhkesah dan banyak pembicaraan di provinsi itu.
Mereka yang membela memberi tahu jika hukum itu yakni langkah yang masuk ilham untuk melestarikan pemisahan gereja dan negara di Quebec.
Meski hukum itu tidak berkata agama spesial, para pemrotes menganggapnya khusus dan memberi tahu jika determinasi itu dengan metode tidak balance menyimpang perempuan Orang islam di provinsi itu, yang memakai kerudung atau penutup kepala yang lain.
Beberapa warganet kemudian berkata sang menteri berparas 2 karena justru berlagak dengan Malala yang memakai kerudung.
Sang menteri- yang menemui Malala di Prancis- membela peraturan yang sah di provinsinya itu kala ditanya seorang reporter bernama Salim Nadim Valji di Twitter hal gimana tanggapannya apabila Malala ingin membimbing di Quebec.
” Saya tentu saja akan mengatakan kepadanya jika itu ialah sesuatu derajat besar dan jika di Quebec, sejenis perihalnya di Prancis( di mana kita terdapat disaat ini) dan di negara- negeri luas dada dan terbuka yang lain, guru tidak dapat memakai simbol keagamaan disaat melakukan tugasnya,” ucapnya.
Malala Yousafzai jadi minat alam, spesialnya di Kanada. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang memakai kerudung itu tidak akan bisa membimbing di salah satu provinsi di Kanada itu.
Baru- terkini ini, Quebec mengesahkan sesuatu hukum kontroversial yang menghindari pegawai negeri biasa( PNS), tertera guru, memakai simbol- ikon keagamaan di zona aktivitas.
Malala Yousafzai dikenal berlaku seperti pelopor alam Pembelajaran, menciptakan pancaran kala Menteri Pembelajaran Quebec, Jean- François Roberge, mengajaknya Photo bersama dan diunggah di perlengkapan sosial. Photo inilah pangkal dari kritik warganet pada Jean- François Roberge.
Sedemikian itu pula diambil BBC, Senin 8 Juli 2019, Jean- François Roberge mengatakan dirinya dan Malala mangulas kasus akses Pembelajaran dan perkembangan garis besar.
Malala ialah perempuan yang nyaman selesai kepalanya ditembak kasar Taliban pada tahun 2012, kala berani pergi ke sekolah. Dari itu, sosoknya dikenal khalayak alam bantuan usahanya memperjuangkan Pembelajaran buat kanak- kanak perempuan.
Pada bulan Juni, Quebec mengesahkan hukum sekularisme yang menghindari PNS- dalam posisi yang memiliki” wewenang”- menggunakan simbol keagamaan sejenis kippah( penutup kepala laki- laki Yahudi), turban atau kerudung di zona aktivitas.
Hukum” Federasi Avenir Quebec”( CAQ) itu melingkupi profesi hakim, tubuh polisi, guru dan sebagian peran khalayak yang lain.
Hukum sekularisme itu menyebabkan keluhkesah dan banyak pembicaraan di provinsi itu.
Mereka yang membela memberi tahu jika hukum itu yakni langkah yang masuk ilham untuk melestarikan pemisahan gereja dan negara di Quebec.
Meski hukum itu tidak berkata agama spesial, para pemrotes menganggapnya khusus dan memberi tahu jika determinasi itu dengan metode tidak balance menyimpang perempuan Orang islam di provinsi itu, yang memakai kerudung atau penutup kepala yang lain.
Beberapa warganet kemudian berkata sang menteri berparas 2 karena justru berlagak dengan Malala yang memakai kerudung.
Sang menteri- yang menemui Malala di Prancis- membela peraturan yang sah di provinsinya itu kala ditanya seorang reporter bernama Salim Nadim Valji di Twitter hal gimana tanggapannya apabila Malala ingin membimbing di Quebec.
” Saya tentu saja akan mengatakan kepadanya jika itu ialah sesuatu derajat besar dan jika di Quebec, sejenis perihalnya di Prancis( di mana kita terdapat disaat ini) dan di negara- negeri luas dada dan terbuka yang lain, guru tidak dapat memakai simbol keagamaan disaat melakukan tugasnya,” ucapnya.
” Meski hukum itu tidak berkata agama spesial, para pemrotes menganggapnya khusus dan memberi tahu jika determinasi itu dengan metode tidak balance menyimpang perempuan Orang islam di provinsi itu, yang memakai kerudung atau penutup kepala yang lain.”