Raih Gelar sarjana Di Inggris Malala Yousafzai Korban Taliban

Raih Gelar sarjana Di Inggris Malala Yousafzai Korban Taliban

Raih Gelar sarjana Di Inggris Malala Yousafzai Korban Taliban – Malala Yousafzai sah menuntaskan kuliahnya di Oxford, Inggris. Berita senang ini diunggah Malala di Twitter kepunyaannya.

Raih Gelar sarjana Di Inggris Malala Yousafzai Korban Taliban

detik.com

malala-yousafzai – Peraih titel Nobel Perdamaian di tahun 2014 ini lolos di aspek Ilmu Metafisika, Politik pula Ekonomi. Dalam postingannya di Twitter, Malala menampilkan kegembiraannya dengan badan berlumur confetti.

” Susah buat mengatakan kebahagiaan serta dapat kasih aku dikala ini, aku menuntaskan titel Metafisika, Politik serta Ekonomi aku di Oxford,” ucapnya.

Baca juga : Malala Yousafzai: Kita harus menghentikan Covid agar anak-anak bisa bersekolah

Malala Yousafzai diketahui bumi sehabis dirinya dikenal merupakan salah satu anak muda wanita Pakistan yang jadi korban Taliban. Ketahanan Malala buat menyuarakan pembelajaran untuk kalangan wanita dikira menentang ketentuan.

Dirinya luang hampir tewas bumi dikala timah panas Taliban mendobrak kepalanya di tahun 2012.

Ia hingga ke Inggris buat pemeliharaan kedokteran serta keluarganya kesimpulannya berasosiasi dengannya di negeri itu. Di tahun 2017, dirinya diperoleh selaku mahasiswa di Universitas Lady Margaret Hall, Oxford.

Malala senang sukses menuntaskan pendidikannya. Beliau mengatakan kelegaannya kesimpulannya dapat lolos serta menuntaskan pendidikannya di kursi kuliah.

” Saat ini, waktunya buat Netlix, membaca novel serta banyak tidur,” celoteh Malala.

He Named Me Malala, Cerita Wanita Pakistan yang Dikejar Taliban. He Named Me Malala merupakan suatu potret mengharukan dari peraih apresiasi Nobel Perdamaian Laureate Malala Yousafzai. Beliau dibidik oleh Taliban serta terluka akut sehabis ditembak dalam ekspedisi kembali di suatu bis sekolah di Swat Valley, Pakistan.

Cerita dokumenter ini mengajak kita ke dalam kehidupan Malala saat sebelum serta sehabis kejadian penyerangan. Ia dewasa 15 tahun pada durasi insiden seram itu terjalin, kala ia diasingkan, bersama dengan bapaknya sebab perjuangannya untuk pembelajaran wanita.

Penembakan pada 9 Oktober 2012 itu mengakibatkan amarah dari para pendukungnya di semua bumi. Malala dengan ajaibnya bertahan serta saat ini mengetuai suatu aksi buat pembelajaran wanita dengan cara garis besar selaku salah satu penggagas Malala Fund.

Kreator film dokumenter peraih beraneka ragam apresiasi, Davis Guggeinhem(” An Inconvenient Truth”,” Waiting for Superman”) mencermati gimana Malala, bapaknya, Zia, serta keluarganya berkomitmen buat mengikhtiarkan pembelajaran buat kanak- kanak wanita di semua bumi. Film ini dengan cara sejenak membagikan cerminan atas kehidupan luar lazim wanita belia ini. Dari ikatan dekatnya dengan si papa yang menginspirasi dirinya buat menyayangi pembelajaran, ceramah emosionalnya di PBB hingga tawa candanya di rumah dengan kedua ibu dan bapaknya dan adiknya.

Baca juga : Fakultas dan staf Elon mengadakan diskusi virtual tentang keadilan kebrutalan polisi

He Named Me Malala luang didaftarkan buat masuk pencalonan Academy Awards ke- 88, tetapi takluk bersaing dengan film lain. Film ini sudah dikeluarkan dengan cara teatrikal oleh Fox Searchlight Pictures, serta pula tayang di National Geographic Channel pada 8 Maret kemudian.

Gambar Serempak Peraih Nobel Malala Yousafzai, Politikus Kanada Dikritik. Menteri Pembelajaran Quebec, Jean- Franois Roberge, dikritik sebab unggah fotonya bersama penggerak bumi pembelajaran Malala Yousafzai.

Juara Hadiah Nobel Perdamaian yang menggunakan kerudung itu tidak hendak dapat membimbing di salah satu provinsi di Kanada itu.

Baru- baru ini, Quebec mengesahkan suatu hukum kontroversial yang mencegah karyawan negara awam( PNS), tercantum guru, menggunakan simbol- simbol keimanan di area kegiatan.

Jean- Franois Roberge berkata dirinya serta Malala membahas permasalahan akses pembelajaran serta kemajuan global.

Malala merupakan wanita yang aman berakhir kepalanya ditembak agresif Taliban pada tahun 2012, kala berani berangkat ke sekolah. Semenjak itu, sosoknya diketahui khalayak bumi berkah usahanya mengikhtiarkan pembelajaran untuk kanak- kanak wanita.

  • – Malala wanita peraih Nobel diperoleh di Universitas Oxford
  • – Mau mencegah ikon agama, tetapi sungkan turunkan salib di bangunan parlemen
  • – Malala Yousafzai jadi Delegasi Perdamaian PBB termuda

Pada bulan Juni, Quebec mengesahkan hukum sekularisme yang mencegah PNS- dalam posisi yang mempunyai” kewenangan”- mengenakan ikon keimanan semacam kippah( penutup kepala laki- laki Ibrani), turban ataupun jilbab di area kegiatan.

Hukum” Aliansi Avenir Quebec”( CAQ) itu melingkupi pekerjaan juri, badan polisi, guru serta beberapa kedudukan khalayak yang lain.

Hukum sekularisme itu mengakibatkan keluhan serta banyak perbincangan di provinsi itu.

Mereka yang membela melaporkan kalau hukum itu ialah tahap yang masuk ide buat melestarikan pembelahan gereja serta negeri di Quebec.

Walaupun hukum itu tidak mengatakan agama khusus, para pemrotes menganggapnya eksklusif serta melaporkan kalau ketentuan itu dengan cara tidak seimbang menyimpang wanita Orang islam di provinsi itu, yang menggunakan jilbab ataupun penutup kepala yang lain.

Sebagian warganet lalu mengatakan si menteri bermuka dua sebab malah bergaya dengan Malala yang menggunakan kerudung.

Si menteri- yang menemui Malala di Prancis- membela peraturan yang legal di provinsinya itu kala ditanya seseorang wartawan bernama Salim Nadim Valji di Twitter mengenai gimana tanggapannya bila Malala mau membimbing di Quebec.

” Aku pasti saja hendak berkata kepadanya kalau itu merupakan suatu martabat besar serta kalau di Quebec, semacam perihalnya di Prancis( di mana kita terletak dikala ini) serta di negara- negara lapang dada serta terbuka yang lain, guru tidak bisa menggunakan ikon keimanan dikala melaksanakan tugasnya,” ucapnya.

2 Anak Belia Inspiratif Greta Thuberg serta Malala Berjumpa, Ini yang Terjadi. Greta Thunberg serta Malala Yousafzai diketahui selaku penggerak yang berdengung menyuarakan kelakuan mereka di umur amat belia. Kedua perempuan belia panutan ini juga terkini saja bertatap wajah buat awal kalinya. Bersama inspiratif, pertemuan keduanya pasti diisi dengan momen silih memuja- muja.

Greta serta Malala terkini saja berjumpa di Universitas Oxford. Greta terletak di London buat turut dan dalam demo sekolah serta berdialog dengan para mahasiswa Oxford hal ilmu. Sebaliknya Malala memanglah ialah mahasiswi di situ. Kedua penggerak belia itu juga melapangkan buat berjumpa serta gambar bersama.

” Jadi, hari ini saya berjumpa dengan panutanku. Terlebih yang dapat saya tuturkan?,” catat anak muda Swedia itu di akun Twitter yang pula unggah 2 gambar kebersamaan mereka.

Malala pula berpindah ke Twitter buat mendokumentasikan pertemuan mereka. Perempuan belia yang dikira selaku simbol pembelajaran itu pula unggah gambar kebersamaan mereka sembari menguak bila beliau lagi berbolos.

” Ia salah satunya sahabat yang saya berkenan( temui sampai) melupakan kategori,” catat Malala.

Pertemuan kedua penggerak belia inspiratif itu jadi pembicaraan warga Internet. Tiap- tiap artikel juga dibagikan serta digemari sampai ratusan ribu kali.

Walaupun nampak tidak memiliki banyak kecocokan, Greta serta Malala kelihatannya dapat langsung jadi sahabat dekat mengenang keduanya sudah jadi penggerak semenjak umur belia. Terlebih mereka bersama sempat dinominasikan oleh Nobel Peace Prize di mana Malala memenangkannya pada 2014 kala berumur 17 tahun.

Dalam suatu tanya jawab dengan Teen Vogue, Malala juga sempat menyanjung Greta Thunberg serta Emma Gonzalez( penyintas kekerasan senjata) yang meneruskan peperangan penggerak.

” Terkadang terletak di ruangan dengan para pemilik ketetapan, mereka tidak memiliki banyak banyak orang belia, mereka apalagi tidak memperkenalkan perempuan, terlebih anak belia. Jadi cuma dengan kehadiran anak belia di situ, cuma dengan kehadiran perempuan di meja- meja itu, saya pikir itu merupakan perbandingan besar,” ucapnya.

Malala Yousafzai Tengah Garap Novel mengenai Pengungsi. Pencetak Little, Brown Books buat pembaca belia sudah memublikasikan hendak menerbitkan novel dari Malala Yousafzai. Ia diketahui selaku peraih Hadiah Nobel Perdamaian serta pengarang novel terlaris I Am Malala.

Novel yang rencananya diberi kepala karangan We Are Diplaced itu fokus pada pengalaman pengungsian serta ditafsirkan selaku novel untuk pembaca belia. Ia juga mulai menggambarkan mengenai pengalamannya sendiri serta memberikan cerita pribadinya mengenai apa yang ditemui dalam ekspedisi ke tempat- tempat pengungsian.

Yousafzai pula hendak menggambarkan kota- kota yang ada para pengungsi serta keluarga yang sedang berdiam. Cerita dalam bukunya merupakan gimana rasanya bila beliau meninggalkan rumahnya serta hidup di suatu barak pengungsian.

” Kita mengikuti informasi mengenai jutaan pengungsi, ratusan migran terperangkap di atas kapal ataupun di suatu truk. Saya ketahui gimana rasanya meninggalkan rumahmu serta seluruh yang anda ketahui, aku ketahui narasi dari sedemikian itu banyak orang yang wajib melaksanakan perihal yang serupa,” tutur Yousafzai dikutip dari EW, Selasa( 13 atau 3 atau 2018).

” Aku berambisi dengan memberi narasi mengenai kisah- kisah yang sempat aku temui dalam sebagian tahun belum lama ini, aku bisa menolong orang lain menguasai apa yang terjalin serta mempunyai simpati belas kepada jutaan orang yang mengungsi dampak bentrokan,” tambahnya lagi.

Delegasi kepala negara administrator pencetak Little, Brown for Young Readers Megan Tingley berkata novel Yousafzai.

” Tidak sempat terdapat durasi yang lebih berarti buat memberi cerita jelas mengenai pengungsi. Kita amat besar hati buat jadi pencetak Malala Yousafzai serta mengedarkan misinya mengenai independensi,” tukasnya. Novel We Are Diplaced hendak keluar pada 4 September kelak.

Share this: