Yousafzai, Perjuangan Melawan Maut Menentang Ketidakadilan

Malala Yousafzai, Perjuangan Melawan Maut Menentang Ketidakadilan

Malala Yousafzai, Perjuangan Melawan Maut Menentang Ketidakadilan – Bagi sebagian besar orang Malala Yousafzai mungkin tidak lah dikenal. Perempuan muda berdarah Pakistan ini adalah salah seorang penggiat dan aktivis perempuan serta pendidikan di negara konflik. Malala merupakan seorang pejuang yang bergerak dalam bidang filsafat dan pendidikan yang mana setiap tulisannya berhasil menggugah hati masyarakat. Malala adalah Putri dari seorang penyair sekaligus aktivis pendidikan di tanah kelahirannya. Ayahnya memiliki beberapa sekolah dan mengajar murid-murid asli Pakistan. Malala adalah Putri yang sejak kecil telah di didik untuk kritis oleh ayahnya. Sang ayah menginginkan Malala untuk menjadi seorang politisi handal. Bakat menulis Malala dimiliki dari darah sang ayah. Sang ayah yang merupakan seorang penyair kenamaan Pakistan berhasil membuat Malala menjadi salah seorang gadis muda yang cukup disegani.

Malala berhasil menarik perhatian dunia tak kala tulisannya untuk BBC berhasil menyentuh hati para pembaca. Malala yang kala itu masih sangat muda menuai banyak dukungan berkat tulisannya yang kritis dan sangat menyentuh. Malala mengirim blog hasil tulisannya dengan nama samaran agar pemerintah taliban tidak bisa mengenalinya. Akan tetapi tulisan tersebut ternyata mampu merubah hidupnya. Malala yang makin kritis pada pemerintahan dan makin intens menyuarakan kebebasan rakyat akhirnya harus menghadapi kejadian mengerikan tak kala dua peluru bersarang di kepala dan lehernya. Malala yang kala itu masih berusia 16 tahun harus berjuang melawan maut ketika dua butiran peluru tersebut menembus tengkoraknya. Pada tahun 2012 lalu seorang penembak taliban berhasil menembak telak Malala.

Malala yang saat itu mendapatkan perawatan di Pakistan terpaksa diterbangkan ke Inggris untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Malala melewati masa-masa kritis dengan peluru yang masih bersarang di kepala dan lehernya. Sejak penembakan itu terjadi, Malala menjadi salah satu penyuara aktif untuk melawan pemerintahan taliban di Pakistan. Malala sejak tahun tersebut mendapatkan berbagai layanan untuk menyuarakan aspirasinya. Malala yang sejak tahun 2014 berhasil mendapatkan penghargaan nobel perdamaian di usia yang ke 17 tahun, makin gencar untuk menyuarakan aspirasi masyarakat Pakistan terhadap pemerintahan taliban.

Malala telah melewati berbagai macam halangan maut untuk bisa mendapatkan pencapaiannya ini. Malala merupakan salah satu contoh nyata wanita yang memiliki banyak sekali aspirasi dan berani menyuarakan aspirasi orang lain. Malala tetap menjadi ikon dan simbol wanita Pakistan yang ingin kebebasan. Kebebasan dalam hal mendapatkan pendidikan bagi wanita dan kebebasan dalam menyuarakan setiap pendapatnya. Malala masih terus menyuarakan aspirasi setiap masyarakat yang ingin mendapatkan kebebasan. Kebebasan setiap wanita untuk terus mengeluarkan pendapat, kebebasan bermain judi online tanpa ada larangan dari siapapun dan mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang bisa di dapatkan oleh setiap wanita Pakistan menjadi mimpi tersendiri bagi Malala setelah berhasil melawan maut dengan selamat dari penembakan yang hampir membuatnya kembali pada sang pencipta.

Share this: